A. Pengertian Belajar
Setiap
orang mempunyai anggapan yang berbeda-beda tentang belajar. Ada yang menganggap belajar sebagai hal yang biasa
dilakukan sehari-hari dengan adanya proses berfikir yang dilakukannya. Namun
juga ada yang menganggap khususnya para pelajar bahwa belajar hanyalah saat
duduk disekolah, mendengarkan guru, lalu mencatat penjelasan guru.
Belajar pastilah menyangkut pada proses berfikir
seseorang. Proses berfikir ini bermula karena adanya suatu stimulus dari dalam
atau dari luar. Alex Sobur (2003:218) mengemukakan bahwa belajar diartikan
sebagai “Perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya
pengalaman”.
Drs. Slameto (2010:2) mengemukakan bahwa “Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Pengalaman-pengalaman yang terjadi pada seseorang melalui interaksi dengan
lingkungannya inilah yang memicu adanya proses berfikir pada diri seseorang
yang akan mengubah tingkah lakunya relatif tetap.
Perubahan dalam belajar tidak ada kaitannya dengan
perubahan pertumbuhan tetapi perubahan yang mengarah pada suatu tujuan atau
perubahan dalam aspek kognisinya yang dapat mengarahkan pada baik atau buruk.
Dimyati Mahmud (dalam Alex Subur, 2003:222) mengemukakan ada 3 pengertian
mengenai belajar yaitu “menemukan, mengingat dan menjadi efisien”. Menemukan
berarti usaha untuk menggali atau memecahkan masalah tertentu. Saat kita
menyimpan informasi, mempertahankan, lalu memanggil kembali informasi tersebut,
hal ini disebut juga dengan mengingat. Belajar menjadi efisien saat seseorang
mengaplikasikan apa yang dipelajari dalam kehidupannya melalui proses
pengingatannya.
Belajar yang efisien menurut Alex Sobur (2003:257-258)
ditinjau dari dua segi yaitu segi usaha belajar dan segi hasil belajar. Dari
segi usaha belajar, suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien jika
prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Usaha
ini meliputi tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, dan lain-lain yang
relefan dengan kegiatan belajar. Dari segi hasil belajar, suatu kegiatan
belajar dapat dikatakan efisien, jika usaha belajar tertentu memberikan
prestasi belajar tinggi.
B. Kondisi dan Strategi Belajar yang Efektif
Efisiensi dalam belajar akan tercapai, jika kondisi
seseorang memungkinkan untuk belajar serta strategi yang digunakan dalam
belajar tepat. Kondisi yang mendukung dan strategi belajar
diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Kondisi terdiri dari
kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal atau kondisi yang ada
dalam diri seseorang, misalnya menyangkut jasmani, emosional dalam diri, dan
adanya keingintahuan. Kondisi eksternal atau kondisi yang ada di luar diri
seseorang, misalnya keadaan lingkungan seperti tempat belajar, sarana dan
prasarana, orang tua dan guru serta teman bergaul.
Dilihat dari kondisi eksternal, belajar
memerlukan pengawasan dan bimbingan. Pada anak usia SD, sangat diperlukan
pengawasan dan bimbingan dalam belajarnya. Anak usia SD berada pada tahap dasar
pembentukan kepribadian. Adanya pengawasan dan bimbingan dalam belajar maka
akan terarah pada tujuan yang ingin dicapai. Jika anak dilepas begitu saja
tanpa adanya pengawasan dan bimbingan maka anak akan berkembang tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
Pengawasan dan bimbingan dari orang tua atau
guru akan memberikan petunjuk-petunjuk yang membuat belajar kita menjadi
efisien. Sehingga hasil belajar dapat diaplikasikan dalam kehidupan dan dapat
bermanfaat.
Strategi yang digunakan dalam belajar harus
tepat agar dapat memperoleh keberhasilan dalam belajar. Adapun cara-cara atau
strategi belajar yang baik menurut Drs. Slameto (2010 :76-82) ada beberapa
macam petunjuk sebagai berikut:
1.
Keadaan jasmani
Keadaan
jasmani sangatlah penting. Belajar memerlukan tenaga. Saat belajar kita
sebaiknya dalam kondisi yang sehat, tidak kelaparan dan tidak kelelahan. Siswa
yang keadaan jasmaninya kurang baik maka tidak dapat belajar dengan efektif.
Sakit dan kelelahan bisa diatasi dengan istirahat yang cukup. Sebelum belajar
sebaiknya makan dahulu agar tenaga dapat pulih kembali.
2. Keadaan
emosional dan sosial
Seseorang membutuhkan ketentraman
jiwa. Tingkat pengendalikan emosi inilah yang akan mempengaruhi belajar. Emosi
kecewa, takut, benci, dan marah yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi
belajar. Keseimbangan emosional harus dijaga agar belajar dapat efektif. Begitu
pula hubungan sosial dengan teman juga harus dijaga agar tidak mengganggu
belajar.
3. Keadaan
lingkungan
Lingkungan untuk belajar harus tenang
dan nyaman, jauh dari gangguan yang akan merusak konsentrasi belajar. Memilih
tempat untuk belajar yang nyaman dan menyiapkan alat-alat secara lengkap
sebelum belajar agar belajar tidak terganggu. Kebersihan lingkungan juga harus dijaga.
4.
Memulai belajar
Saat
akan mulai belajar, rasa malas biasanya menggelayuti. Hal ini harus dicegah
dengan suatu perintah dari diri sendiri untuk memulai belajar pada waktu yang
sudah direncanakan. Untuk mengingat dimulainya waktu belajar, misalnya tetapkan
waktu belajar dan tulis dikertas.
5.
Membagi pekerjaan
Sebelum
memulai belajar lebih dahulu menentukan pekerjaan atau tugas apa yang harus
diselesaikan. Jangan sekaligus menyelesaikan semua tugas secara bersamaan
karena terlalu berat dan akan memperoleh hasil yang tidak maksimal. Saat
mengerjakan suatu pekerjaan, kita hanya fokus pada tugas itu saja.
6.
Adakan kontrol
Selidiki hasil akhir belajar, jika pada bidang
tertentu mendapatkan hasil yang kurang baik maka pelajari bidang tersebut lebih
mendalam. Kontrol
terus hasil akhir belajar
karena akan meningkatkan prestasi kita.
7. Pupuk
sikap optimistis
Bersainglah dengan diri sendiri dan
lakukan sesuatu dengan sesempurna mungkin. Sehingga akan memupuk rasa optimis
untuk mencapai prestasi. Semangat yang timbul akan semakin menambah rasa
percaya diri.
8. Waktu
bekerja
Perlu ditetapkan waktu bekerja dan
waktu istirahat. Jangan terlalu lama bekerja karena tingkat konsentrasi
seseorang biasanya tidak berlangsung lama. Menyeleweng dari waktu bekerja yang
sudah ditetapkan berarti kegagalan.
9. Buatlah
susunan rencana kerja
Sehari sebelumnya, sebaiknya kita
buat susunan rencana kerja yang besok akan dikerjakan. Gunakan waktu yang
efisien dengan pembagian waktu. Berikan waktu agak banyak pada bidang yang
belum dikuasai tetapi tidak mengabaikan bidang yang lain.
10. Menggunakan
waktu
Penggunaan waktu sebaik mungkin.
Gunakan waktu luang untuk belajar dan tidak membuang waktu sia-sia. Jangan diburu-buru oleh waktu, tetap bekerja
tenang, teliti dan penuh konsentrasi.
11. Belajar
keras tidak merusak
Belajar dengan penuh konsentrasi, tidak
akan merusak. Namun menggunakan waktu tidur untuk belajarlah yang dapat merusak
badan. Pergunakan waktu tidur sebaik-baiknya.
12. Cara
mempelajari buku
Sebelum membaca buku, perhatikan
judul buku dan beri gambaran. Kemudian selidiki daftar isi dan pada bab
tertentu mencoba menggambarkan isi bab berdasarkan garis besarnya.
13.
Mempertinggi kecepatan membaca
Seseorang harus sanggup memahami isi
sebaik-baiknya dari bacaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Ini akan
mempertinggi efisiensi membaca dan akan mempersingkat waktu.
14.
Jangan membaca belaka
Membaca belaka tidak banyak
manfaatnya. Membaca harus diikuti dengan pemahaman akan kata-kata yang telah
dibacanya. Setelah membaca suatu bagian lalu dipahami dengan kata-kata sendiri.
Meningkatkan pemahaman dapat dilakukan misalnya dengan cara memberi garis
berwarna pada suatu kata yang dianggap penting dan membuat ringkasan.
C. Metode Belajar
Drs. Slameto (2010:82) mengatakan “ Metode adalah cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Penggunaan
metode yang tepat akan besar pengaruhnya pada keberhasilan belajar seseorang.
Dalam bukunya Drs. Slameto (2010:84) juga menyampaikan bahwa “Salah satu metode
membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SQR4 atau Survey (meninjau), Question (mengajukan pertanyaan), Read (membaca), Recite
(menghafal), Write (menulis) dan Review (mengingat kembali)”. Beberapa metode dikemukakan sebagai
berikut :
1. Membaca dan pembuatan
catatan
Kegiatan belajar yang paling sering
dilakukan adalah membaca. Menurut Drs. Slameto (2010:84), sebelum membaca perlu
meninjau atau menyelidiki garis besarnya dari bab atau buku yang akan dibaca.
Selanjutnya membaca dan menghafal hal-hal yang penting lalu mencatat atau
memberi kesimpulan dari apa yang sudah dibaca. Bahan yang sudah dibaca, perlu
diulangi dan diingat kembali. The
Liang Gie (dalam Drs. Slameto, 2010:84) mengatakan bahwa membaca yang efisien
perlu adanya kebiasaan yang baik, antara lain:
a. Memperhatikan
kesehatan membaca
b. Membuat
jadwal membaca yang sesuai dengan kondisi
c.
Membuat catatan atau
tanda seperti menggaris hal-hal penting dengan pensil warna.
d. Memanfaatkan
perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku
e. Membaca
dengan sungguh-sunnguh materi pelajran sehingga dapat dikuasainya.
f.
Membaca perlu
konsentrasi penuh agar mencapai suatu pemahaman.
Membuat catatan juga
perlu diperhatikan. Buatlah catatan yang rapi, teratur, lengkap atau bahkan
gunakan bolfoin warna karena akan menambah semangat belajar dan tidak terjadi
kebosanan saat membaca. Jangan membuat catatan yang semrawut dan tidak jelas
karena akan membuat rasa bosan dan malas untuk membaca.
2. Pengaturan waktu
belajar secara efisien
Pengaturan
waktu belajar secara efisien sangat penting. Pengaturan waktu belajar dapat
menentukan pencapaian hasil belajar yang baik dan bermanfaat. Rudi
Mulyatiningsih, Sunu Pancariatno, Kuswadi Yohanes, Menik Rohayati (2004:50)
memberikan saran-saran petunjuk menggunakan waktu belajar secara efisien
sebagai berikut:
a.
Menyusun kegiatan
sehari-hari, seperti tugas-tugas yang harus diselesaikan, mempelajari buku
paket, membuat catatan, mengatur prioritas kegiatan yang terpenting, dan
lain-lain.
b.
Menetapkan waktu belajar
sesuai dengan kondisi masing-masing yang akan membentuk suatu kebiasaan
misalnya waktu belajar sore, malam atau pagi hari.
c.
Mempelajari dulu
pelajaran yang dianggapnya sukar.
d.
Menyediakan waktu yang
lebih lama untuk pelajaran yang dianggap sukar agar pelajaran tersebut
benar-benar dikuasai.
e. Memberi
waktu yang cukup untuk setiap mata pelajaran.
f. Segera
mengulang (review) pelajaran yang
baru saja diberikan di kelas sebelum menghadapi pelajaran berikutnya.
g. Melakukan
selingan belajar setiap satu jam seperti makan-makanan kecil, mendengarkan
musik, atau meluruskan kaki agar badan tetap segar.
h. Mempelajari
setiap mata pelajaran sesering mungkin dengan waktu yang relatif tetap misalkan
satu jam setiap hari sehingga akan memperoleh hasil yang lebih besar
dibandingkan dengan belajar sekali dengan waktu yang lama.
i. Menggunakan
waktu luang untuk belajar, jangan biarkan waktu terbuang sia-sia.
j. Mengganti
waktu belajar yang hilang karena melakukan kegiatan lain yang tidak terduga
dengan mengurangi kegiatan untuk rekreasi.
3. Persiapan tempat belajar
Tempat
belajar yang efektif untuk belajar adalah tempat belajar yang nyaman, tentram,
tidak bising dan menyenangkan. Tempat belajar yang sesuai akan meningkatkan
konsentrasi belajar kita. Rudi Mulyatiningsih, dkk (2004:55) memberikan
saran-saran petunjuk mengatur tempat belajar yang baik sebagai berikut:
a. Tentukan
tempat belajar yang tetap untuk mengatur semua keperluan belajar.
b. Hindari
gangguan belajar yang berupa suara radio, suara televisi, suara orang
berbicara, pemandangan yang tidak berkaitan dengan pelajaran dan gangguan
berupa selingan-selingan selama belajar seperti menerima telepon atau kegiatan
yang tidak berhubungan.
c. Atur
cahaya lampu agar tidak langsung mengenai mata dan dapat menerangi seluruh
ruangan. Hindari cahaya redup karena dapat merusak mata.
d. Membersihkan
meja belajar dari barang-barang yamg tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran
karena akan mengganggu belajar.
e. Pilih
kursi belajar yang dapat dipakai untuk duduk dengan tegak. Jangan menggunakan
tempat duduk yang empuk karena akan membuat kita cepat mengantuk.
f.
Tempatkan bahan
pelajaran di tempat yang dekat dengan meja belajar
g.
Berilah ventilasi yang
cukup guna menjaga udara tetap segar.
4. Persiapan diri untuk mengikuti
pelajaran
Adanya persiapan untuk
mengikuti pelajaran dengan baik, seseorang akan menjadi semangat dan tidak
tergesa-gesa sehingga akan mencapai prestasi belajar. Langkah-langkah
persiapan mengikuti pelajaran sebagai berikut:
a.
Persiapkan buku catatan,
buku paket dan alat tulis.
b.
Bacalah (read) dahulu pelajaran pada malam hari
sebelum pelajaran diberikan.
c. Pusatkan
perhatian pada materi yang sedang dipelajari di kelas.
d. Buatlah
catatan rapi dalam buku terpisah untuk masing-masing mata pelajaran dan beri
penanggalan. Catatan yang baik akan menambah semangat belajar.
e.
Beri tanda garis dengan
tinta berwarna pada materi yang penting.
f.
Susun pertanyaan (quetion) yang belum jelas untuk
ditanyakan pada guru dan untuk dipelajari lagi di rumah.
5. Persiapan menghadapi
tes
Tes merupakan salah satu
cara untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam mempelajari
pelajaran yang sudah didapatnya. Seseorang yang belajar dengan efisien mungkin
akan mendapatkan hasil tes yang memuaskan. Selain belajar pelajaran yang sudah
didapatnya, diperlukan persiapan untuk menghadapi tes. Walaupun sebelumnya
sudah belajar tapi jika hal ini tidak dipersiapkan maka bisa saja saat tes ada
hal yang mengganggu dan merusak konsentrasi. Rudi Mulyatiningsih, dkk (2004:79) mengemukakan beberapa petunjuk
untuk mempersiapkan diri menghadapi ulangan, antara lain sebagai berikut:
a.
Saat terakhir menjelang
tes, hindari belajar terlalu banyak.
b.
Pelajari kembali bahan
yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau sebelumnya dan tetap
tenang menghadapi tes.
c.
Buat ringkasan atau
garis besar materi pelajaran sebelumnya.
d.
Peliharalah kondisi kesehatan.
e. Persiapkan
alat-alat yang diperlukan.
f.
Konsentrasi penuh pada tugas yang akan ditempuh. Jangan
menunda tugas karena akan mengganggu konsentrasi untuk mempersiapkan diri menghadapi
tes.
g. Pelajari
soal-soal ulangan yang telah lalu.
h. Pelajari
bahan tes dengan baik sehingga akan menumbuhkan rasa percaya diri atau optimis.
i.
Jangan belajar terlalu
malam sebelum tes dan tidur secukupnya.
j.
Jangan belajar pada
menit-menit menjelang tes karena akan menimbulkan rasa cemas yang akan
mengganggu konsentrasi.
Demikianlah cara belajar yang efektif dan efisien yang
dapat dilakukan sebaik-baiknya, sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam
belajar.
Slameto. 2010. Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Rudi Mulyatiningsih, dkk. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier. Jakarta:
Grasindo.
Alex
Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung:
Pustaka Setia.
0 comments:
Post a Comment