Sejalan dengan
perkembangan iptek yang semakin maju maka dibutuhkan lulusan yang lebih
berkualitas. Pembaharuan pendekatan
pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan.
Pendekatan masa lalu yaitu Teacher Center atau DDHC dirasa kurang tepat jika
diterapkan dalam era saat ini karena kurang mengaktifkan siswa dan peran guru
lebih dominan, padahal sesungguhnya yang belajar adalah murid dan bukan guru.
Guru hanya sebagai motivator agar murid dapat belajar teratur dan mandiri. Oleh
karena itu, munculah suatu alternatif pendekatan pembelajaran yang melaksanakan
pembelajaran secara manusiawi yang memberi kesempatan serta keleluasaan anak
dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai potensinya. Pendekatan DDHC dan CBSA
sama-sama mempunyai keuntungan dan kerugian.
CBSA merupakan
pendekatan yang sesuai dengan kondisi anak. Pendekatan ini memusatkan pada
peranan, inisiatif dan keterlibatan siswa dalam menetapkan masalah, mencari
informasi, dan memecahkan masalah. CBSA diarahkan untuk membentuk manusia yang
mampu berpartisipasi bagi penyempurnaan pembangunan bangsa serta bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan murid agar mampu belajar mandiri. Pelaksanaan
CBSA juga harus berpedoman pada prinsip yang ditinjau dari siswa yaitu dengan
mengurangi dominasi guru dan mengarahkan murid agar belajar mandiri, juga
ditinjau dari peran guru yang harus membuat perencanaan belajar sehingga siswa
menjadi lebih aktif.
Pengalaman belajar
dapat terwujud jika anak terlibat secara aktif dalam belajar. Keaktifan siswa
lebih diutamakan pada keaktifan tak tampak daripada keaktifan tampak Keduanya
tak dapat dipisahkan karena nantinya akan membentuk proses pengembangan kemampuan
berfikir sampai pada akhirnya akan membentuk sikap dan nilai.
Lingkungan dapat
dijadikan sebagai sumber belajar agar dapat menumbuhkan pengalaman belajar yang
nyata bagi peserta didik. Pendekatam CBSA mengembangkan keaktifan semua
personil terutama keaktifan mental yang dimaksudkan agar anak dapat berkembang
seoptimal mungkin. Pengorganisasian pengajaran perlu memperhatikan beberapa
hal, salah satunya adalah berdasarkan tingkat prestasi. Pengelompokan
berdasarkan tingkat prestasi mempunyai keuntungan dan kerugian, misalnya jika
anak kurang pintar dengan anak yang kurang pintar maka kurang menambah wawasan
tetapi dilain pihak anak menjadi tidak rendah diri atau tidak minder karena
tidak bercampur dengan anak pintar.
0 comments:
Post a Comment