Sertakan alamat jika akan copas. RCL yaaa...
A.
Konsep
Kurikulum
1. Pengertian
Kurikulum
Menurut
UU no. 2 1989, kurikulum diartikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar. Pendapat lain yaitu Zais (1976) yang menyatakan
bahwa kurikulum adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar banyak kaitannya
dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial di lingkungan sekolah,
proses kerja sama dalam kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik. Kurikulum
dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar
mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan
beserta staf pengajarnnya dinyatakan oleh S. Nasution (2010 : 5). Dapat
disimpulkan bahwa pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana kegiatan yang
akan diajarkan kepada peserta didik sebagai pengalaman belajar yang berkaitan
dengan melakukan interaksi dengan lingkungan sekolah, kelompok, maupun
lingkungan fisik.
2. Kurikulum
dan Pengajaran
Pengertian
kurikulum sebagai pengalaman belajar menuntut guru untuk menerapakan suatu
pengajaran yang tepat kepada peserta didik. Pengajaran merupakan kegiatan
interaksi antara seorang guru dengan seorang atau lebih peserta didik untuk mencapai
tujuan sesuai kurikulum yang berlaku. Kaitannya dengan kurikulum yaitu
kurikulum adalah apa yang akan diajarkan sedangkan pengajaran yaitu cara yang
dipakai untuk mengajarkan.
3. Komponen
Kurikulum
Ada
empat hal yang perlu dipertimbangkan dalam konsep kurikulum yaitu :
a. Tujuan
yang ingin dicapai
Tujuan merupakan sarana
yang hendak dituju oleh penyelenggara pendidikan meliputi tujuan nasional, tujuan pembangunan nasional,
tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler (institusi),
tujuan instruksional (bidang studi umum dan khusus), dan analisis kompetensi
proses penyusunan indikator.
b. Materi
Belajar
Materi belajar yaitu
pengalaman belajar yang diperoleh siswa sesuai tujuan yang dirumuskan. Salah
satu cara untuk mewujudkan pengalaman belajar adalah dengan merancang dan
menjabarkan materi pelajaran menjadi berbagai kegiatan belajar.
c. Organisasi/KBM
Ada
dua dimensi organisasi, yaitu :
1. Dimensi vertikal, adalah dimensi yang mencakup urutan dan
kesinambungan materi pelajaran berupa hubungan hugitodinal materi pelajaran. Misal,
materi kelas V dengan materi kelas VI.
2. Dimensi
horizontal, adalah dimensi yang mencakup ruang lingkup dan perpaduan
(integrasi) dari keseluruhan materi yaitu kaitan antara materi pelajaran satu
dengan yang lain pada kelas yang sama. Untuk dapat mengorganisasi dengan baik
harus dipenuhi kriteria organisasi yaitu ruang lingkup, integrasi, urutan,
berkelanjutan, artikulasi dan kesinambungan.
4. Fungsi
Kurikulum bagi Guru
Guru
bertanggung jawab dalam pencapaian kurikulum karena bertugas melaksanakan,
serta mengembangkan kurikulum di kelas. Fungsi kurikulum bagi guru adalah
sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.
5. Kurikulum
dan Buku Teks
Buku
teks merupakan sumber yang memuat materi yang dapat dipelajari siswa bukan
merupakan kurikulum. Fungsinya yaitu sebagai rujukan untuk memperkaya kurikulum
atau pegajaran serta membantu guru dan peserta didik dalam mendalami ilmu
pengetahuan. Dalam memilih buku teks guru harus selektif dan memenuhi beberapa
kriteria sebagai berikut :
a. Sesuai
filsafat bangsa
b. Mencakup
materi yang cukup luas
c. Memuat
pesan dan tingkat kesulitan bahasa sesuai kematangan peserta didik
d. Memuat
latihan dan review materi pelayanan yang memadai
e. Peduli
terhadap pertumbuhan, kemampuan belajar, kesiapan, minat dan kemajuan peserta
didik
f.
Berorientasi
pada peningkatan pengalaman belajar inkuiri
6. Cara
Menggunakan Kurikulum
Langkah-langkah
menggunakan/mengembangkan kurikulum adalah :
a. Menentukan
tujuan
Dalam menentukan tujuan
perlu memperhatikan faktor masyarakat, siswa, serta budaya.
b. Menentukan
isi
Adalah pengalaman yang
akan diberikan kepada siswa selama mengikuti proses pendidikan.
c. Merumuskan
kegiatan/KBM
B.
Landasan
dan Tingkat Pengembangan Kurikulum
1. Landasan
Perencanaan
kurikulum merupakan proses pembangunan sebuah fondasi dalam pendidikan. Untuk
itu, diperlukan landasan yang kuat agar tujuan kurikulum dapat tercapai. Adapun
landasan pengembanagn kurikulum adalah:
a. Asas
Filisofis
Asas ini berkenaan
dengan sistem nilai yang merupakan pandangan seseorang terhadap suatu masalah
atau norma-norma yang dianutnya dan diteruskan kepada anak didiknya. Sistem
pendidikan di Indonesia berlandaskan Pancasila karena sistem nilai yang
digunakan adalah Pancasila.
b. Asas
Psikologis
Asas
psikologis ini mengacu pada tata cara peserta didik belajar. Termasuk di
dalamnya yaitu faktor-faktor yang menghambat pembelajaran. Sehingga diharapkan
proses pembelajaran dapat menjadikan peserta didik tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi peserta didik. Maka,
dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan teori-teori dan
prinsip-prinsip belajar dan peserta didik sebagai peserta utama.
c. Asas
Sosiologis
Pendidikan merupakan
wahana penyampian kebudayaan proses sosialisasi individu dan rekonstruksi
masyarakat. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan
kondisi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam sosial dan kebudayaannya.
d. Asas
Organisasi
Proses pembelajaran
harus diorganisasikan dalam penyampaian bahan pelajaran. Pengorganisasian
tersebut dapat berupa:
1) Separated
Curriculum yaitu kurikulum yang berisi mata pelajaran yang
terpisah-pisah.
2) Correlated
Curriculum, yaitu kurikulum yang berisi sejumlah
mata pelajaran yang salaing berkaitan
3) Broad
fiold curriculum, yaitu kurikulum yang terdiri dari
peleburan (fusi) sejumlah mata pelajaran.
2. Prinsip
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan
kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan zaman agar peserta didik
mempunyai kompetensi yang dapat mengikuti perkembangannya. Oleh karena itu,
perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip diantaranya:
a.
Prinsip
relevansi dan prinsip pemecahan masalah.
Kurikulum harus
disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik sebagai bekal
relevan dalam kehidupannya di masyarakat.
b. Prinsip
efektivitas dan Motif
Kurikulum
ini akan tercapai bila peserta didik mempunyai motivasi.
c. Prinsip
efisiensi dan prinsip latar
Pelaksanaan kurikulum
harus dilaksanakan secara efisien baik
waktu, tenaga biaya termasuk aspek-aspek yang lain. Oleh karena itu, perlu
adanya pengoptimalan potensi yang dimiliki oleh lembaga pendidikan.
d. Prinsip
kontinyuitas
Materi yang terdapat
dalam kurikulum harus dikembangkan dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih
tinggi secara bertahap.
e. Prinsip
fleksibilitas dan perbedaan individu
Prinsip ini memberikan
keleluasaan yang fleksibel, sehingga dapat melayani perbedaan individu.
f. Prinsip
belajar sambil bekerja
Pembelajaran yang baik
dilakukan melelui praktik langsung peserta didik agar tetap gairah dan percaya
diri dalam proses tersebut.
g. Prinsip
menemukan
Potensi
peserta didik dalam mencari, menemukan dan mengembangkan fakta dan informasi
secara mandiri sehingga individu akan senang hati melakukan proses belajarnya.
3.
Tingkat
Pengembangan
Kurikulum dan GBPP dapat bermanfaat apabilatelah
dikembangkan, dijabarkan sehingga dapat dioperasionalkan. Khusus sekolah di
Indonesia GBPP telah disiapkan Dikpora, sehingga sekolah-sekolah terutama guru
tinggal mengoprasionalkan.
Hal yang perlu diperhatiakan dalam mewujudkan pengajaran
yaitu:
a. Tingkat Nasional
Sistem
Sentralisasi merupakan sistem pendidikan
yang dianut di Indonesia. Oleh karena itu, maka seluruh kurikulum di sekolah
juga dikembangkan secara nasional. Perangkat yang dirancang dan dikembangkan
untuk menunjang pelaksanaan kurikulum yang berlaku secara nasional seperti:
GBPP, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum, dan paduan lainnya. Karena GBPP
dikembangkan secara nasional, maka Tujuan, Pokok Bahasan, Metode, Sarana,
dan Sistem Penilaian ditetapkan secara
nasional.
b.
Tingkat
Daerah
Kurikulum
yang dikembangkan yaitu muatan lokal.
c.
Tingkat
Sekolah
Pengembangan
di tingkat sekolahmeliputi pengembangan catur wulan, mingguan, ko kurikuler,
ekstra kurikuler.
d.
Tingkat
Kelas
Pengembangan
yang ada di tahap ini yaitu berupa penyusunan Satuan Pelajaran dengan berpedoman
pada GBPP. Inilah yang menjadi kewajiban dari seorang guru.
C.
Latar
Belakang Inovasi Kurikulum
Dewasa
ini kesadaran masyarakat akan pendidikan semakin besar. Banyak masyarakat yang
mengeluhkan rendahnya mutu lulusan, sehingga perlu adanya pengembangan, perbaikan
kurikulum.
1. Masalah
Relevansi Pendidikan
Suatu lembaga
pendidikan tentu mempunyai harapan terhadap lulusannya berkaitan dengan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai bentuk perubahan perilaku
belajar.Tujuan tersebut bisa terwujud jika kurikulum dapat dilaksanakan sesuai
dengan tuntutan kehidupan di zaman yang semakin kompleks ini. Inovasi yang
dilakukan pemerintah yaitu dengan menambah muatan lokal dalam pembelajaran
seperti tersirat dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0412/U/1987, muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan kebutuhan
daerah yang perlu dipelajari murid.
2. Mutu
Pendidikan
Masyarakat menganggap
lulusan sekolah kurang bermutu. Hal ini harus ditanggapi secara positif dengan
melakukan beberapa upaya meningkatkan
mutu lulusan yaitu dengan meningkatkan prestasi belajar, mutu guru dan
perbaikan kurikulum, pengadaan buku-buku, sarana dan prasarana pendidikan,
perbaikan manajemen, layanan perpustakaan, refungsialisasi supervisi, dan
pengawasan pelaksanaan kurikulum. Pemerintah telah menetapkan pendidikan
dasar 9 tahun sebagai salah satu solusi
dalam meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan bisa memberikan bekal
kemampuan dasar untuk menjadi warga masyarakat memasuki dunia kerja atau
mengikuti pendidikan lanjut.
3. Masalah
efisiensi
Penggunaan tenaga,
biaya, waktu seminimal mungkin sangat diperlukan untuk menghasilkan hasil yang
maksimal (diharap). Contoh hal-hal yang menunjukkan kurang efisiensinya
pendidikan misalnya, banyak waktu terbuang untuk hal-hal yang kurang berkaitan
dengan pendidikan (rapat, sertifikasi, dll). Hal tersebut perlu dicarikan
alternatif agar waktu belajar tidak terganggu. Perlu diterapkan suatu aturan
untuk mengatur agar tidak terjadi
pemborosan tenaga guru, anggran peralatan, sehingga pendidikan dapat tercapai
dengan efisien.
4. Pemerataan
pendidikan
Di Indonesia, masih
terdapat banyak anak belum menikmati layanan pendidikan, antara lain, mereka
adalah penduduk sulit di jangkau, berpindah-pindah, bermukim di perahu,
penduduk berkebudayaan eksklusif dan terasing, penduduk lahir berkelainan. Pemerataan
dapat terlaksana bila pendidikan bersifat luwes dan perlunya konsep
desentralisasi pendidikan.
D.
Dasar-dasar
Inovasi Kurikulum
1.
Struktur Materi
a. Hubungan
vertical
Agar materi pelajaran
tidak terjadi perulangan, perbedaan, dan pertentangan, dalam pengajaran perlu
dicarikan keterkaitan antara materi yang lebih rendah dengan materi yang lebih
tinggi.
b. Hubungan
horizontal
Penyajian materi
pelajaran yang sama hendaknya saling berkaitan antara materi-materi pelajaran.
Adanya kaitan hubungan horizontal pengajaran akan lebih bermakna dan saling
dukung dan tidak terjadi perbadaan dan pertentangan, serta menumbuhkan
pengalaman belajar murid yang lebih menyeluruh dan menyatu.
c. Kriteria
struktur materi
Ada tiga kriteria untuk
menjaga struktur materi yaitu berkesinambungan, berurutan, keterpaduan.
Berkesinambungan menyangkut hubungan vertikal (point a) atau pengulangan.
Berurutan berarti mengisyaratkan pengajaran agar tidak terjadi pengulangan yang
sama dalam tingkat kesukaran akibatnya terjadi replikasi. Integrasi merupakan
usaha terpeliharanya hubungan horizontal (point b) antara materi, pokok
bantuan, tema yang di ajarkan pada mata pelajaran terkait.
2. Inovasi
dalam Pendekatan Belajar Mengajar
Keberhasilan dalam
belajar tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat tapi subyek juga harus
melakukan inovasi, antara lain:
a. Pengalaman
belajar
Merupakan hasil
daripada sebuah aktivitas belajar murid di sekolah. Anak tersebut mampu
mengembangkan sendiri materi yang disampaikan oleh guru.
b. Cara
belajar siswa aktif
Sistem pembelajaran
saat ini, murid diharapkan berperan aktif
(sebagai subyek). Keaktifan murid meliputi: keaktifan mental yang murid
ikut terlibat langsung sehingga mereka akan merasa belajar merupakan suatu
kebutuhan, dan keaktifan intelektual yang menjadikan murid termotivasi dalam
belajar, serta keaktivan sosial individu yang akan menumbuhkan rasa kebersaman
dalam belajar.
c. Belajar
proses
Di sekolah masih banyak
ditemui cara belajar verbal yang dalam penguasaan materi dengan menghafal.
Padahal, cara ini tidak efektif karena berakibat murid segera lupa pada meteri
yang dipelajari. Belajar proses yang dapat mendorong murid dalam memahami
materi misalnya: murid dilatih mengobservasi, mengelompokkan, menyimpulkan,
dll.
3. Konsep dalam Organisasi/ Manajemen Kelas
a. Belajar
mandiri
Dalam proses
pembelajaran di kelas, guru diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas murid
dengan menyediakan sarana dan prasarana secara lengkap dan dapat di bentuk
kelompok belajar.
b. Diskusi
tanya-jawab
Guru sebagai moderator
dalam diskusi, dan murid akan aktif dalam kegiatan tanya-jawab.
c. Role
playing, simulasi, dan bermain
Anak berperan langsung
dalam kegiatan dan guru mencarikan solusi bila anak tidak bisa.
d. SD
kecil
Merupakan sekolah yang
ditujukan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dimana dalam proses
belajar mengajar dapat dilaksanakan secara fleksible, misal: seorang guru
mengasuh dua atau tiga kelas sekaligus, jumlah siswa bervariasi, siswa pandai
dapat membantu guru.
e. Sekolah
terpadu
Yaitu memberi
kesempatan anak tidak normal bersama-sama duduk di SD biasa.
f. SDLB
Yaitu sekolah yang
khusus untuk memberikan kesempatan belajar kepada anak tidak normal.
4. Inovasi
dalam Sistem Penyampaian
a. Sistem
modul : digunakan dengan tujuan agar siswa terbiasa belajar mandiri, guru hanya
berfungsi sebagai pembimbing.
b. Sistem
paket belajar : digunakan untuk siswa (PLS) mempunyai bekal ketrampilan.
5. Inovasi
dalam Sistem Penilaian
a. Tes
non kertas
Penilaian yang
dilakukan dengan menilai hasil karya murid, karangan, tes ejaan, tes pidato,
tes lisan, sikap perliaku murid melalui pengamatan.
b. Tes
dalam kondisi wajar
Dalam tes ini siswa
tidak sadar bahwa dirinya sedang dinilai, missal pengamatan tata bahasa anak
waktu mengirim surat.
c. Take
home tes
Siswa dapat dites
dengan kebebasan membuka kamus, buku, dan boleh dibawa pulang.
d. Performance
Penilaian performance
ini dilakukan dengan cara menilai penampilan siswa saat berbicara di depan
kelas atau keberanian menyampaikan pendapatnya.
e. Portofolio
Penilaian diambil
berdasarkan tugas-tugas yang dikerjakan seperti tugas terstruktur.
f. Rubrik
Rubrik merupakan alat
penilaian yang bersifat subjektif. Ini adalah satu set kriteria dan standar
yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang digunakan untuk menilai prestasi
pelajar di atas kertas, projek, esay, dan tugas lain.
Padmono.
2010. Pengembangan Inovasi Kurikulum. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
S. Nasution. 2010. Kuriulum
dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Diunduh
dari http://www.scribd.com/doc/2466834/model-pembelajaran-dan-penilaian-portofolio
pada tanggal 29 Februari 2012.
0 comments:
Post a Comment