Monday 28 January 2013

BELAJAR TUNTAS



A.    Hakikat Belajar Tuntas
Ø  Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati mengemukakan bahwa belajar tuntas adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok sehingga apa yang dipelajari siswa dapat tercapai semua.
Ø  Menurut Suryosubroto, belajar tuntas adalah suatu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem pengajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Ø  Agus Supriyono (2009: 136) menyatakan bahwa belajar tuntas adalah peserta didik diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik.
Ø  John B. Carrol dan Benyamin Bloom (dalam Pembelajaran Remedial, 2004: 11) menyatakan bahwa belajar tuntas adalah pendekatan pengorganisasian pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar lebih menarik sehingga mencapai kepuasan kinerja tentang materi yang dipelajarinya.
Ø  Kesimpulan: belajar tuntas adalah siswa belajar dan mampu melewati kompetensi yang diharapkan.
Belajar tuntas adalah siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.“Jika siswa dikelompokkan berdasarkan karakteristik mereka, maka sebagian besar pelajaran, yang diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar mereka akan mencapai ketuntasan.Prinsip belajar tuntas untuk pencapaian kompetensi sangat efektif untuk meningkatkan kinerja akademik. Berdasarkan pada uraian tersebut, maka siswa yang belajar lambat perlu waktu yang lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika mereka diajar dengan metode yang tepat dan materi yang berurutan sejak dari kompetensi awal mereka. Guru harus mempertimbangkan antara waktu yang diperlukan (berdasarkan karakteristik siswa) dan waktu yang tersedia dibawah kontrol guru. Untuk mengetahui ketentuan didalam mereka mempelajari suatu pengetahuan dengan mengadakan penilaian, yang mana nilai ketuntasan standar kompetensi ideal = 100. Guru dan sekolah menentukan nilai ketuntasan minimum secara bertahap dan terencana agar memperoleh nilai ideal. Adapun nilai ketuntasan minimum per matapelajaran ditetapkan berdasarkan tingkat kesulitan dan kedalaman kompetensi dasar yang harus dicapai siswa (dan setiap mata pelajaran nilai ketuntasannya dapat berbeda) tetapi idealnya penentuan ketuntasan diberikan pada setiap indikator.Dan bagi siswa yang belum tuntas harus mengikuti program remedial.

B.     Model Pembelajaran Remedial
1.                  Model Pembelajaran Remedial di Luar Jam Sekolah (Outside School Hours)
Model ini membuat pembelajaran remedial untuk membantu kesulitan belajar siswa terhadap satu atau beberapa materi subjek, sebelum atau setelah jam pelajaran dilaksanakan.Keuntungan pembelajaran remedial model ini adalah:
 a.            Siswa menerima tambahan waktu untuk membahas kembali dari hanya pembelajaran yang biasa diikuti di kelas.
b.            Siswa memperoleh bantuan mengidentifikasikan titian untuk mengisi kesenjangan dengan cara mengadakan informasi tambahan agar lebih mudah memahaminya.
 c.            Kelompok siswa yang tingkat perkembangan inteletualnya sejenis dalam pembelajaran remedial diberikan kesempatan untuk mengajukan kesulitan-kesulitan dan bantuan pendekatan yang sesuai agar lebih memahaminya.
d.            Dalam kelompok kecil pada kelas remedial, akan sangat membantu interaksi antara guru dan siswa belajar dengan bermakna.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran remedial:
1)             Siswa yang tadinya mengalami kesulitan belajar akan lebih siap mengikuti pembelajaran pada kelas regular.
2)             Perlunya pengaturan khusus dari orang tua siswa agar membantu siswa dari dan ke sekolah di luar jam sekolah yang biasanya.
3)             Kerjasama antar guru remedial dengan guru kelas regular.
Pedoman dalam menerapkan Model Pembelajaran Remedial Outside School Hours:
a.              Penekanan pada remediasi yang bertujuan membantu siswa membangun dasar yang kokoh tentang belajar materi subjek yang dianggap sulit dan kemampuan belajar mandiri dengan bimbingan guru.
b.             Guru hendaknya mengkaji intisari kurikulum yang menekankan pada ketuntasan belajar siswa, dan merencanakan materi tambahan yang sesuai agar betul-betul memantapkan pengetahuan dasar siswa. Pengetahuan dasar ini diperlukan dalam mempelajari materi lanjutan.
c.              Guru pembelajaran remedial dapat memberikan ilustrasi yang lebih banyak sebagai titian memahami materi subjek untuk membantu mamapankan pengetahuan yang diperlukan dan membangun konsep yang lebih baik (pembelajaran lebih efektif bagi siswa) daripada pembelajaran di kelas biasa. Guru dapat juga memberikan bimbingan mengisi LKS (Lembar Kerja Siswa), mencatat hal-hal penting, membahas soal ulangan, jika diperlukan.
d.             Hanya kelompok siswa yang peringkatnya sama yang mengikuti pembelajaran remedial pada topik yang sama.
e.              Jumlah jam pembelajaran remedial tidak sama dengan pembelajaran biasa, misalnya untuk Sains 5 kali pertemuan, Bahasa 5-6 kali pertemuan, dan matematika 3-5 kali pertemuan, sesuai dengan kesulitan siswa.
f.              Lamanya jam pembelajaran remedial sebaiknya disesuaikan (sama) dengan jam pelajaran yang biasa.
2.             Pengambilan secara Tertentu (withdrawal)
Model pelaksanaan pembelajaran remedial ini, dengan cara memisahkan siswa dari kelas biasa, kedalam kelas remedial. Pemisahan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang materi subjek yang dibahas. Model ini tidak digunakan untuk semua mata pelajaran, biasanya hanya topik-topik yang dianggap esensial sebagai fondasi pengetahuan yang lain dan atau lanjutan.
Beberapa keuntungan dalam melaksanakan model pembelajaran remedial yaitu:
a.              Sebagai kelompok siswa yang relatif sangat sedikit (kelas kecil), guru dapat memahami lebih baik kebutuhan siswa secara individual, kinerja (performansi) siswa di dalam kelas dan kesulitan masing-masing siswa dalam belajar.
b.             Memudahkan guru dalam memberikan bimbingan dan bantuan agar siswa lebih memahami topik yang dianggap sulit oleh siswa.
c.              Membantu meningkatkan pembelajaran dalam hal interaksi guru dengan siswa selama pembelajaran, yang memungkinkan siswa tersebut belajar lebih intensif.
Beberapa pedoman dalam menerapkan Model Pembelajaran Remedial Withdrawal yaitu:
a.              Sekolah harus menjadwalkan secara tersendiri mata pelajaran dan topik serta daftar siswa yang akan dipisahkan bersesuaian dengan kebutuhan siswa.
b.             Bila jumlah siswa yang akan mengikuti pembelajaran remedial mencapai 15 orang, sekolah hendaknya mengalokasikan sesuai dengan materi yang diperlukan, dan sebaiknya tidak lebih dari 15 orang dalam satu rombongan belajar.
c.              Sekolah juga menentukan prioritas yang akan dibahas sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya atas dasar konsep esensial, konsep prasyarat bagi topik berikutnya dan tingkat kesulitan bagi siswa.
d.             Sesi remedial baiknya terhadap kelompok siswa yang mempunyai peringkat perkembangan intelektual (pemahaman konsep) sama. Hal ini, memudahkan dalam memberikan fondasi pengetahuan kunci bagi siswa.
3.                  Penggunaan Tim Pengajar (co-teaching)
Model pelaksanaan pembelajaran remedial ini memerlukan tim pengajar, dapat terdiri atas dua atau lebih anggota, bekerja bersama menyiapkan bahan-bahan, pembelajaran, dan penilaian hasil belajar yang mengacu kepada pengingkatan keefektifan pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan cara menyiapkan keberagaman kebutuhan siswa yang berada pada kelas yang sama. Sekolah dapat memilih beberapa materi remedial untuk model ini dalam konteks mengadopsi keseluruhan atau sebagian jumlah jam pelajaran regular yang ada. Sekolah hendaknya menentukan jumlah jam pertemuan untuk masing-masing guru sesuai dengan jumlah mengajar guru dan pengaturan administrasi. Beberapa kelebihan menggunakan model pembelajaran remedial:
a.              Dapat membangun kebersamaan dalam kelompok yang menciptakan suasana kondusif bagi lingkungan pendidikan secara keseluruhan di sekolah.
b.             Dapat membantu dan saling meningkatkan kemampuan professional di antara guru. Hal ini memungkinkan berbagi dan belajar dari kelebihan yang lain, sehingga efektifitas pembelajaran dapat lebih ditingkatkan.
c.              Dapat memberikan keluwesan dalam pembelajaran dengan memberikan guru mengatur pekerjaannya di antara mereka. Misalnya membuat rencana pembelajaran, memilih dan membuat LKS, dll.
d.             Dapat mengurangi efek memberikan “predikat jelek” kepada siswa kelompok khusus, dan memberikan dukungan tentang kebutuhan secara individual kepada siswa.
e.              Dapat membantu meningkatkan interaksi antara guru dan siswa sehingga siswa tidak sungkan menanyakan sesuatu kepada guru.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam melaksanakan model pembelajaran remedial yaitu:
a.              Pemahaman guru tentang konsep pembelajaran remedial dan motivasinya untuk mengimplementasikan model co-teaching ini.
b.             Dukungan dan kerjasama dari administrasi sekolah dan pengalokasian sumber daya yang ada untuk keberhasilan program ini.
c.              Adanya koordinasi dan tingkat pemahaman antara guru sesuai dengan peran yang diberikan, pengalokasian tugas, pengaturan sumber daya yang ada.
d.             Adanya komunikasi dan kesempatan guru sebelum dan sesudah pembelajaran untuk mendiskusikan mulai dari rencana pembelajaran, kemajuan pencapaian masing-masing siswa, dan hambatan-hambatan membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Beberapa pedoman dalam menerapkan Model Pembelajaran Remedial Co-teaching, yaitu sebagai berikut.
 a.             Persiapan
1)             Guru bersama-sama siswa menyusun rencana pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran dan kata kunci topik yang dipelajari, kegiatan, dan aktivitas fisik dalam pembelajaran.
2)             Untuk memenuhi kebutuhan individu siswa, guru sebaiknya mendiskusikan strategi pembelajaran dan adaptasi kurikulum yang diperlukan. Juga merancang dan mengumpulkan bahan remediasi untuk mengayakan materi pembelajaran yang ada di kurikulum.
3)             Peran dan tugas khusus guru, adalah merancang lembar kerja atau menyiapkan media pembelajaran secara jelas setiap topik pembahasan yang bertujuan membantu siswa memahami topik tersebut.
    b.          Presentasi Pelajaran
Selama pembelajaran guru dapat mengadopsi pembelajaran dengan cara yang sesuai dengan ciri topik serta tujuan dan materi pembelajaran. Berikut beberapa latihan yang umum.
1)             Guru mempresentasikan materi subjek bersama-sama atau secara berurutan. Mereka juga dapat memberikan elaborasi atau eksplanasi tambahan tentang sesuatu yang memungkinkan lebih jelas.
2)             Guru dapat mengganti perannya secara bergantian, selama dalam pembelajaran, sesuai dengan keadaan.
3)             Guru mendorong siswa yang lemah dengan membentuk kelompok kecil atau bimbingan secara individual untuk melengkapi dan membantu siswa dalam kerjanya.
4)             Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan belajar mandiri di antara siswa (cara memperoleh informasi), dan memberikan contoh-contoh yang faktual dan masukan kepada siswa.
5)             Mengobservasi dan mencatat kinerja siswa. Sangat penting bagi mereka menunjukkan sikap dan perilaku belajar yang baik, untuk membantu konsentrasi, meningkatkan pertanyaan dan mengambil catatan selama pelajaran.
6)             Mempertahankan agar kelas tetap tertib, dan suasana belajar dengan menciptakan suasana kelas saling membantu (berkolaborasi antar siswa).
c.               Evaluasi dan review
1)             Mengevaluasi cara anggota tim dan perannya dalam bekerjasama dalam kelompok.
2)             Mengubah materi pembelajaran dan memperbaiki strategi pembelajaran dalam memebuhi kebutuhan siswa.
3)             Mengevaluasi kinerja siswa dan kemajuan belajarnya.
C.                Pembelajaran Pengayaan
Secara umum, pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb.Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan.
Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian.Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu.Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan.Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dan sebagainya.Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
1.      Jenis Pembelajaran Pengayaan
Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu:
    a.          Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
    b.          Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
    c.          Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan: (a) identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan; (b) penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan; (c) penggunaan berbagai sumber; (d) pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan; (e) analisis data; dan (f) penyimpulan hasil investigasi.
Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajar dibanding sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standari isi.Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki keunggulan khusus.
2.                  Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya.Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu (1) mengidentifikasi kelebihan kemampuan peserta didik, dan (2) memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.
 a.            Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar
1)             Tujuan
Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:
a)             Belajar lebih cepat. Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.
b)            Menyimpan informasi lebih mudah. Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.
c)             Keingintahuan yang tinggi. Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
d)            Berpikir mandiri. Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.
e)             Superior dalam berpikir abstrak. Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah.
f)             Memiliki banyak minat. Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.
2)             Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.
a)             Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.
b)            Tes inventori. Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.
c)             Wawancara. Wanwancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.
d)            Pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.
    b.          Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Perlu diperhatikan bahwa penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa.Namun demikian kegiatan pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.Sekolah dapat juga memfasilitasi peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan pengembangan diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya untuk bidang sains.Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun internasional seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi.
Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.
1)             Pembelajaran Model Mentoring dan Tutoring
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar pembelajaran melalui mentoring dan tutoring dapat berjalan dengan baik:
a)             Tutor perlu diberikan bekal latihan membimbing pembelajaran.
b)            Tutor dan peserta hendaknya jelas perannya masing-masing dan harapan yang dilakukan.
c)             Tutor dan peserta memerlukan supervise dan masukan tentang kinerjanya, khususnya pada saat awal proses tutorial.
d)            Guru dengan tutor hendaknya menciptakan cara yang efektif dan efisien dalam merekam dan melaporkan kemajuan yang dicapainya.
Disamping itu, tutor atau mentor sejawat (siswa yang berkecakapan tinggi) dapat membangun kembali dan melengkapi konsep yang telah dipelajari dalam pembelajaran biasa., di dalam struktur kognitifnya. Membangun kembali pengetahuannya dengan pengayaan contoh-contoh (pengayaan horizontal) dan juga mendalami lebih lanjut konsep berikutnya secara mandiri (pengayaan vertical=pendalaman materi). Pengulangan kembali konsep dan pengetahuan tersebut. Dalam proses tutoring atau mentoring oleh rekan sejawat, dapat diartikan sebagai proses pengulangan dan mengekspresikannya kembali sebagai proses pemaknaan ulang bagi siswa bersangkutan.
Kelemahan model ini bila dilakukan secara berulang dalam kurun waktu yang lama, dapat menimbulkan rasa superioritas bagi siswa yang mempunyai kecakapan lebih.
2)             Pembelajaran Model Proyek
Model pembelajaran pengayaan yang lain bagi siswa yang mempunyai kemampuan belajar lebih cepat daripada siswa rata-rata, yaitu dengan memberikan tugas khusus (proyek). Proyek yang ditugaskan kepada siswa berkemampuan lebih ini sebagai tindak lanjut dari pengetahuan yang dipelajarinya.Tugas yang dilakukan siswa berupa pengayaan horizontal, yaitu mencari contoh-contoh lain dari yang telah dipelajarinya di kelas dan penjelasan yang original dari contoh baru tersebut.
Alternative lain model proyek, adalah tugas yang dilakukan siswa mencari penjelasan lebih lanjut (pendalaman secara vertical) dari sekedar pengatahuan yang dipelajarinya dalam pembelajaran biasa.
Kedua model proyek ini yang dapat dijadikan sebagai tugas bagi siswa tersebut, berupa penelitian sederhana, berdasarkan sumber informasi yang digunakan siswa, yaitu penelitan literature (dari berbagai buku teks), penelitian empiris (melakukan observasi langsung kelapangan dengan eksperimen atau mengamati fenomena sebenarnya di alam), atau mencari data dari berbagai narasumber yang berkompeten. Masalah atau kasus yang dijadikan sebagai focus penelitian dapat diajukan oleh siswa, diberikan oleh guru, masalah yang ditemui siswa lain, atau negosiasi antara guru dan siswa.
Alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran pengayaan model ini, dapat bervariasi.Dapat menggunakan waktu-waktu kurikulum dengan kegiatan siswa yang dilakukan pada waktu di luar pelajaran biasa, menggunakan waktu ekstrakurikuler.Produk kegiatan siswa ini adalah laporan lengkap hasil penelitian sederhana (sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa). Laporan yang dihasilkan ini, sebaiknya dipresentasikan di depan siswa yang lainnya.
3)             Belajar Kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.
4)             Belajar mandiri
Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.
5)             Pembelajaran berbasis tema
Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
6)             Pemadatan kurikulum
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
A.    Kesimpulan
Belajar tuntas adalah siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam belajar tuntas ada 2 yaitu pembelajaran remedial dan pembelajaran pengayaan.Pembelajaran remedial diberikan kepada siswa yang belum tuntas (terlambat dalam menguasai kompetensi). Didalam pembelajaran remedial terdapatmodelpembelajaran remedial di luar jam sekolah (Outside School Hours), pengambilan secara tertentu (withdrawal) dan Penggunaan Tim Pengajar (co-teaching). Sedangkan, dalam pembelajaran pengayaan terdapat pembelajaran model mentoring dan tutoring, pembelajaran model proyek, belajar kelompok, belajar mandiri, pembelajaran berbasis tema, dan pemadatan kurikulum.


0 comments:

Post a Comment

wibiya widget