Monday 30 January 2012

Sinopsis Psikologi Umum

Ini merupakan hasil sinopsisku. Berikan masukan yang bermanfaat!

SINOPSIS PSIKOLOGI
Pengertian Psikologi
Apa itu psikologi? Psikologi berasal dari kata psyche “jiwa” dan logos “ilmu”. Secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa, ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia. Keterbatasan kemampuan manusia serta pandangan para ahli tentang psikologi menyebabkan persamaan dan perbedaan terhadap definisi psikologi. Secara keseluruhan, psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku.
Hubungan Psikologi dengan Ilmu – Ilmu Lain
Pada dasarnya, psikologi mempunyai hubungan dengan ilmu – ilmu lain yang bersifat timbal balik. Dalam penjelasannya, berawal adanya hubungan psikologi dengan sosiologi. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Sedangkan sosiologi berkaitan dengan tingkah laku hubungan antarindividu, individu dengan kelompok dan atau kelompok dengan kelompok. Jadi psikologi ada hubungannya dengan sosiologi. Jika psikologi dan sosiologi digambarkan sebagai dua buah lingkaran yang saling berpotongan, psikologi sosial adalah luasan tempat tumpang tindih kedua lingkaran tersebut. Psikologi sosial merupakan cabang dari sosiologi dan juga merupakan cabang dari psikologi.
Selain hubungan psikologi dengan sosiologi yang melahirkan psikologi sosial, psikologi dengan antropologi juga melahirkan sub-ilmu yaitu etnopsikologi atau antropologi psikologikal, atau juga studi kebudayaan dan kepribadian, disamping spesialisasi anthropologi in mental health. Pendekatan psikologi dalam antropologi budaya adalah dengan menghubungkan variasi-variasi dalam pola-pola budaya dengan masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan dan kepercayaan yang mungkin menjadi konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya.
Dalam hubungannya dengan ilmu politik, kegunaan psikologi, khususnya psikologi sosial dalam analisis politik, yaitu mengamati kegiatan manusia dari segi ekstern (lingkungan sosial, fisik, peristiwa-peristiwa, gerakan-gerakan masa) maupun dari segi intern (kesehatan fisik perseorangan, semangat, emosi). Selain itu, psikologi sosial dapat pula menerapkan sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang dianggap baru, asing ataupun berlawanan dengan konsensus masyarakat mengenai gejala sosial tertentu.
Komunikasi adalah peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lain. Hubungan psikologi dengan ilmu komunikasi ini, salah satunya melahirkan ilmu psikologi komunikasi yang artinya ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Dalam kaitannya dengan Biologi, dilihat dari objek materialnya, psikologi dan ilmu biologi mempunyai bidang yang sama yaitu sama-sama mempelajari tentang kehidupan manusia dan hewan. Namun, objek formalnya berbeda. Objek formal biologi adalah kehidupan jasmaniah (fisik) sedangkan psikologi adalah kegiatan atau tingkah laku manusia.
Tak mau ketinggalan, psikologi juga berhubungan dengan ilmu alam. Psikologi dalam penelitiannya pada permulaan abad 19 banyak dipengaruhi oleh ilmu alam. Psikologi disusun berdasarkan ilmu eksperimen. Namun, kemudian psikologi menyadari bahwa objek penyelidikannya adalah manusia dan tingkah lakunya yang hidup dan selalu berkembang sedangkan objek ilmu alam adalah benda mati. Terdapat pula hubungan psikologi dengan filsafat. Filsafat tentang kemanusiaan sangat pincang dan mungkin jauh dari kebenaran jika tidak menghiraukan hasil psikologi. Peran psikologi terhadap filsafat yaitu memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kehendak, dan pengetahuan.
Dalam dunia ilmu pendidikan, hubungan psikologi dengan ilmu pendidikan memiliki timbal balik yang tak bisa dipisahkan. Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan perlu didasarkan pada psikologi perkembangan, demikian pula watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi. Hubungan ini melahirkan sub disiplin  psikologi pendidikan.
Psikologi dalam Lintas Sejarah
Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para filsuf dan para ahli ilmu faal (fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi oleh satu hal yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan ilmu faal, meskipun masih erat hubungannya dengan ilmu kedokteran yaitu hipnotisme.
Sejarah perkembangan Psikologi saat ilmu ini masih bersatu dengan Filsafat, dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Banyak filosof yang telah mengemukakan pendapatnya mengenai jiwa dan manusia. Dimulai oleh Pythagoras (572-497 SM) melalui pendapatnya yang menyatakan bahwa jiwa merupakan bahwa jiwa merupakan sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak dapat mati. Perkembangan Psikologi selanjutnya oleh Socrates, Plato dan Aristoteles.
Socrates (469-399 SM) memandang jiwa sebagai inti sari manusia. Socrates juga menyinggung mengenai masalah ingatan, belajar, motivasi persepsi, mimpi serta tingkah laku abnormal. Plato (427-347 SM), seorang murid Socrates, berpandangan bahwa jiwa dan tubuh merupakan dua kenyataan yang harus dibeda-bedakan dan dipisahkan. Pendapat ini dikenal dengan istilah dualisme Plato yang bersifat etis-religius. Jiwa juga dipandang sebagai sesuatu yang akrodati, bersifat kekal, serta tidak dapat mati. Mengenai kebenaran, kedua tokoh ini percaya bahwa kebenaran dapat ditemukan dengan cara berpikir, bukan berbuat.
Aristoteles (384-322 SM), seorang murid Plato, terkenal dengan Bapak Logika. Logika yang tradisional atau formal. Karyanya antara lain De Anima dan Parra Naturalia. Aristoteles adalah orang pertama yang menyatakan manusia adalah binatang yang berakal dan kodratnya hidup dalam masyarakat. Secara menyeluruh, dia memandang dunia dan manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang berlangsung terus-menerus. Pada Aristoteles, pemikiran filsafat lebih maju, dasar-dasar sains telah diletakkan.
Abad berikutnya perkembangan Psikologi diwarnai oleh aliran Rasionalisme, yang dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650). Descartes banyak membahas mengenai gejala-gejala jiwa, terlepas dari raganya. Ia telah menemukan dasar bagi filsafatnya,  fondasi itu adalah aku yang berfikir. Tampak adanya sifat subyektif, individualistik, humanis, yang akan mendorong perkembangan filsafat pada abad modern.
Leibniz menyatakan hubungan jiwa dan badan bersifat paralel dan keduanya tunduk pada hukum-hukum yang serupa. Menurutnya, sesuatu harus mempunyai alasan dan substansi itu banyak. Ia juga mengutarakan materi dan kuantitas sama saja.
Bertentangan dengan Rasionalisme yang mengindahkan rasio sebagai sumber utama kebenaran, di akhir abad 15 muncul aliran empirisme di Inggris. Aliran ini dipelopori oleh John Locke (1632-1704), George Berkeley (1685-1753), dan David Hume (1711-1776). Perkembangan selanjutnya dipelopori oleh John Locke (1632-1704) yang menyatakan bahwa jiwa pada saat lahir berada dalam keadaan tabula rasa (keadaan kosong). Locke mengatakan bahwa elemen terkecil dari jiwa manusia adalah simple idea, yang akan bergabung dengan simple idea yang lain karena adanya asosiasi.
Selanjutnya dikenal dengan Bapak Idealisme Modern yaitu Geoge Berkeley yang dijuluki juga sebagai immaterialis dan idealis. Dalam filsafatnya, baik substansi maupun daya pikir tidak dianggap sebagai sesuatu yang bersifat ilahi. Filsafatnya dianggap sebagai titik tolak bagi tendensi idealistik pada abad-abad terakhir filsafat. Inti idealisme dalam doktrin yang sangat terkenal “Esse est Percipi” (yang ada adalah untuk dipersepsi).
Tema sentral filsafat David Hume pada intinya adalah pengalaman terdiri atas kesan dan ide. Dalam sebuah bukunya, Hume mengukur kebenaran dengan pengalaman sebagai alat ukur. Berbeda dengan banyak filsuf, Hume menganggap keduanya berbahaya. Pada tahap perkembangan ini, psikologi masih merupakan cabang dari filsafat dan di masa sekarang terdapat banyak tafsiran mengenai psikologi semacam itu.
John Stuart Mill (1806-1873) telah mengembangkan Bethamisme. Dalam bethamisme dijelaskan bahwa setiap manusia menurut kodratnya berusaha mengejar kesenangan dan menghindari rasa sakit. Mill mengacu tentang individualitas dan gagasan tentang apa dan bagaimana manusia seharusnya. Teori pengetahuan Mill adalah suatu bentuk fenomentalisme, yang tema sentralnya adalah materi merupakan kemungkinan permanen dari sensasi dan objek-objek harus dipandang sebagai eksistensi fenomenal.
Psikologi sebagai Ilmu Mandiri
Psikologi resmi lahir sebagai ilmu yang berdiri sendiri dan terpisah dari filsafat. Lahirnya ilmu ini dipelopori oleh Wilhelm Wundt (1832-1920) yang mendirikan laboratorium Leipzig di Jerman, mempelajari tentang tingkah laku manusia. Secara ringkas, perbedaan psikologi lama dengan psikologi baru adalah psikologi lama diwakili oleh aliran-aliran psikologis fisiologis, psikologi unsur, dan psikologi asosiasi, sedangkan psikologi modern, dengan otonominya sebagai ilmu pengetahuan itu, antara lain diwakili oleh ilmu jiwa dalam, psikologi fikir, psikologi individual, behaviorisme, psikologi Gestalt, psikologi kepribadian dan lain-lain. Perkembangan Psikologi selanjutnya ditandai dengan hadirnya ilmuwan-ilmuwan psikologi dengan berbagai aliran dan teori-teori yang dihasilkannya, hingga pada akhirnya Psikologi mampu menjadi suatu disiplin ilmu. Teori itu antara lain adalah Psikologi Nativistik (Psikologi Perkembangan) dan Psikologi Asosiasi atau Psikologi empirik.
Aliran-Aliran Psikologi
·   Strukturalisme
Menurut Jean Piaget, strukturalisme mencakup bentuk-bentuk yang beragam, sehingga sulit menampilkan sifat umum dan karena “struktur-struktur” yang dirujuk memperoleh arti yang cenderung berbeda-beda. Sifat-sifat yang ada dalam sebuah struktur yaitu transformasi (pengubahan), totalitas (menyeluruh), dan pengaturan diri.
Tokoh aliran ini adalah Wilhem Wundt, merupakan aliran pertama dalam psikologi setelah Wundt melakukan eksperimen di laboratoriumnya di Leipzig. Aliran ini berpendapat bahwa unsur mempelajari gejala kejiwaan, kita harus mempelajari isi dan struktur kejiwaan. Cirinya adalah penekanannya pada analisis atas proses kesadaran yang dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, serta usahanya menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen kesadaran tersebut. Tokoh strukturalisme lain adalah Edward Bradford Titchener.
·   Fungsionalisme
Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi dan emosi adalah adaptasi organisme biologis. Fungsionalisme merupakan paham yang tumbuh dari Amerika Serikat dengan sifat-sifat bangsa Amerika yang serba praktis dan pragmatis (berpegang teguh pada kenyataan).
Fungsionalisme mempermasalahkan tentang “bagaimana” dan “mengapa” dan mencoba untuk menreapkan Psikologi dalam kehidupan sehari-hari. Fungsionalisme dipelopori oleh William James (1842-1910), Jonh Dewey (1859-1952), James Angel (1869-1949). Yang menjadi minat pada aliran fungsionalisme adalah tujuan atau akhir dari suatu aktivitas. Sesuai dengan namanya, fungsionalisme tidak hanya mempelajari strukturnya, tetapi juga mempelajari fungsi-fungsi dari tingkah laku dan proses mental.
·   Behaviorisme
Behaviorisme didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh B F Skinner. Pendekatan objektif dalam mempelajari manusia, berdasarkan pendekatan yang mekanistik dan materialistik. Pendekatan ini menjadi ciri utama dari behaviorisme. Behaviorisme menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Kaum behaviorisme lebih dikenal dengan “teori belajar”, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia, kecuali insting, adalah hasil belajar. Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia berkembang berdasarkan stimulus yang diterima dari lingkungan.
·   Psikoanalisis
Istilah Psikoanalisis pertama kali digunakan oleh Freud. Istilah ini menggambarkan berbagai teori dan teknik yang digunakan untuk mencari dan menyebutkan masalah mental manusia. Pokok ajaran dari Psikoanalisis antara lain tentang kesadaran, pra-sadar, dan ketidaksadaran jiwa yang dianalogikan dengan menggunakan fenomena gunung es. Selajutnya tentang Libido yaitu energi bawaan sejak lahir yang kita miliki yang memotivasi dan membuat kita mampu bertahan hidup. Salah satu bentuk libido adalah kegiatan seksual. Tentang id, ego, superego dan tahap perkembangan psikoseksual, yaitu oral, anal, phalik, laten, genital. Ajaran selanjutnya tentang mekanisme pertahanan diri yaitu cara untuk melindungi diri dari hal-hal yang tidak menyenangkan secara tidak sadar.
·   Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt mengkaji masalah tingkah laku dan pengalaman sebagai kesataun totalitas. Ajarannya menyatakan bahwa melihat gejala kejiwaan harus dipelajari sebagi suatu keseluruhan atau totalitas. Menurut psikologi Gestalt, manusia tidak memberikan respon pada stimuli secara otomatis. Konstribusi terbesar dari aliran ini adalah di bidang persepsi dan belajar. Pemikir utama aliran ini adalah Max Wertheimer (1880-1943), Wolfgang Kohler (1887-1967), dan Kurt Koffka (1886-1941).
Peristiwa Kejiwaan
·         Peristiwa/gejala Kognisi atau Mengenal
Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.
Peristiwa-peristiwa kognisi diawali dari persepsi, di mana alat menangkap suatu bentuk kemudian otak mencernanya untuk membantu dalam mengartikan bentuk-bentuk tersebut. Proses persepsi terjadi melalui penglihatan, pendengaran, rabaan, penciuman, dan pengecapan. Kemampuan memasukkan dan menimbulkan persepsi yang telah disimpan dalam otak sebagai memori output disebut ingatan yang kemudian ingatan ini dipengaruhi oleh interval. Ingatan juga dapat dikatakan saat manusia mempertahankan dan menggambarkan pengalaman masa lalunya sebagai informasi saat ini. Proses dari mengingat adalah bagaimana kita menyimpan suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi tersebut.
Gambaran-gambaran yang terjadi dalam persepsi ditimbulkan kembali dalam sebuah tanggapan. Tanggapan yaitu suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan. Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: tanggapan masa lampau (ingatan), masa datang (mengantisipasikan), dan masa kini (mengimajinasikan).
Tanggapan yang sulit direalisasikan dalam dunia nyata disebut dengan fantasi. Fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinasi melampaui dunia riil. Fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu fantasi tidak sadar (tidak disengaja) dan fantasi disadari (disengaja).
Di antara stimulus dengan respon terdapat peristiwa kognisi yang kemudian disebut dengan berpikir. Berpikir merupakan pemecahan masalah berdasarkan simbol-simbol dari informasi yang didapat. Ada beberapa macam pemecahan masalah: dengan insting, dengan kebiasaan – kebiasaan, dan dengan aktifitas berpikir.
·         Peristiwa/gejala Perasaan
Perasaan adalah suatu peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif atau individual. Gejala perasaan kita tergantung pada keadaan jasmani, pembawaan, perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu. Menurut Max Scheler, perasaan itu ada 4 macam, yaitu perasaan tingkat sensoris, kehidupan vital, kejiwaan (psikis), dan  perasaan kepribadian.
Menutur Crow dan Crow, emosi adalah suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.
Perasaan memiliki  arti yang lebih sempit dibandingkan dengan emosi. Perasaan dipengaruhi oleh jiwa seseorang sedangkan emosi selain timbul dari dalam jiwa juga dipengaruhi oleh suasana lingkungan. Emosi timbul karena adanya perkembangan dari perasaan. Suasana hati pada umumnya terjadi pada alam bawah sadar namun dapat pula disebabkan oleh faktor jasmaniah. Suasana hati dapat berupa sesuatu yang merupakan kesenangan maupun tidak. Suasana hati inilah yang mempengaruhi emosi seseorang.
·         Peristiwa/gejala Konasi atau Kehendak
Dalam istilah sehari-hari, konasi dapat diartikan sebagai kehendak atau hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Ada berbagai macam kehendak, yaitu: Instink adalah suatu dorongan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan berlangsung dari luar kesadaran kita. Dorongan ada dua macam yaitu dorongan nafsu dan dorongan rohaniah. Macam-macam dorongan instink antara lain: dorongan mempertahankan, mempertahankan jenis, dan mengembangkan diri.
Suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang disebut hasrat. Hasrat yang aktif yang menyuruh kita, agar lekas bertindak membawa pengertian pada kecenderungan. Nafsu adalah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh fungsi jiwa dan bergerak serta berkuasa dalam kesadaran. Keinginan adalah nafsu yang mempunyai arah dan tujuan tertentu.
Kemauan adalah kekuatan yang sadar dan hidup dan atau menciptakan sesuatu yang berdasarkan perasaan dan pikiran. Gejala konasi selanjutnya yaitu otomatisme. Otomatisme adalah gejala-gejala yang menimbulkan gerak yang terselenggara dengan sendirinya. Ada dua macam otomatisme yaitu otomatisme asli dan otomatisme latihan. Suatu pola yang sering dikerjakan oleh seseorang terhadap hal yang sama disebut kebiasaan. Selain itu, ada juga motif dan motivasi. Motif adalah adanya suatu alasan yang menyebabkan seseorang untuk berbuat sesuatu. Sedangkan motivasi adalah kondisi yang mendorong dan menggerakan seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

0 comments:

Post a Comment

wibiya widget